aku bermimpi
malam tadi aku mimpikan kamu
aku tak meminta bahkan aku sedang tidak memikirkanmu
tidak sekali aku menyentuhmu dalam mimpi
tidak sekali aku mencumbumu di alam itu
aku memilikimu begitu indah
indahnya kamu dan aku
aku ingin berada d khayal itu
aku mau berhenti hidup d dunia nyata dan bersatu denganmu d sana
dapatkah aku?
malam tadi aku mimpikan kamu
aku tak meminta bahkan aku sedang tidak memikirkanmu
tidak sekali aku menyentuhmu dalam mimpi
tidak sekali aku mencumbumu di alam itu
aku memilikimu begitu indah
indahnya kamu dan aku
aku ingin berada d khayal itu
aku mau berhenti hidup d dunia nyata dan bersatu denganmu d sana
dapatkah aku?
saat aku meminta pada tuhan penyakit
saat aku meminta pada tuhan kematian
saat aku meminta padaNya kemalangan
aku bosan melihat hidup ini tinggi
aku mau melihatnya sejajar mataku
seperti fajar yg datang ia menyapa perlahan bangkit dr bawah ufuk
aku ingin berada d awan wahai para orang mati
saat aku meminta pada tuhan kematian
saat aku meminta padaNya kemalangan
aku bosan melihat hidup ini tinggi
aku mau melihatnya sejajar mataku
seperti fajar yg datang ia menyapa perlahan bangkit dr bawah ufuk
aku ingin berada d awan wahai para orang mati
Irvan Februari 2002
Sebuah pertanyaan di kepalaku selalu datang
Dimanakah aku menghindarinya?
Apakah segala pengetahuan ini benar?
Dari bintang yang bertaburan
Memungkinkan segalanya! Ukuran dan logika bukan sejati {sejati bagi manusia}
Ada suatu tempat dimana telah tertulis segalanya….
Tidak terjangkau oleh segala pengertian kita manusia
Pengendali segalanya tersembunyi di tempat terdamai
Yang disana hanya ada segala yang tidak tertangkap oleh apapun {Alloh mengetahui yang ghoib}
Sebelum keabadian , cerita damai ini ada {khayalan}
Tak seorangpun yang bisa berbicara menanggapinya
Mereka bersemayam di tepi-tepi kesunyian
Begitu kedamaian menjemputmu
Keabadian akan menyatu dengan segala bentuk dirimu {prasangka}
Apakah aku termasuk orang tertipu atau keliru? {ya}
Bersama cerita damai yang tak menuntut makna aku berjanji melebur
Menembus alam tak terkenali, menemukan sang pengendali {Alloh lah pengendali, dzatNya ada di atas langit}
Yang tak akan hadir walaupun di beri peluang ada {Alloh akan menampakkan diri di akherat kelak bagi hambaNya yang dirahmati}
Di tempat-tempat tidak ada itu bersemayam dan menertawakanku {prasangka}
Sebuah pertanyaan di kepalaku selalu datang
Dimanakah aku menghindarinya?
Apakah segala pengetahuan ini benar?
Dari bintang yang bertaburan
Memungkinkan segalanya! Ukuran dan logika bukan sejati {sejati bagi manusia}
Ada suatu tempat dimana telah tertulis segalanya….
Tidak terjangkau oleh segala pengertian kita manusia
Pengendali segalanya tersembunyi di tempat terdamai
Yang disana hanya ada segala yang tidak tertangkap oleh apapun {Alloh mengetahui yang ghoib}
Sebelum keabadian , cerita damai ini ada {khayalan}
Tak seorangpun yang bisa berbicara menanggapinya
Mereka bersemayam di tepi-tepi kesunyian
Begitu kedamaian menjemputmu
Keabadian akan menyatu dengan segala bentuk dirimu {prasangka}
Apakah aku termasuk orang tertipu atau keliru? {ya}
Bersama cerita damai yang tak menuntut makna aku berjanji melebur
Menembus alam tak terkenali, menemukan sang pengendali {Alloh lah pengendali, dzatNya ada di atas langit}
Yang tak akan hadir walaupun di beri peluang ada {Alloh akan menampakkan diri di akherat kelak bagi hambaNya yang dirahmati}
Di tempat-tempat tidak ada itu bersemayam dan menertawakanku {prasangka}
sometimes
i wish i never have a pair of eyes
so that i never see the destruction before my eyes
sometimes
i wish i never had a pair a hand
so that i never destroying anything
sometimes
i wish i never have a heart
so that i will never hurting this deeply
and every day
i pray someone help me
to run away form this pain
i wish i never have a pair of eyes
so that i never see the destruction before my eyes
sometimes
i wish i never had a pair a hand
so that i never destroying anything
sometimes
i wish i never have a heart
so that i will never hurting this deeply
and every day
i pray someone help me
to run away form this pain
Yang Pertama
Apa itu cinta?
Cinta itu adalah rute trem bawah tanah London
Mereka bilang cinta itu indah…?
Cinta yang indah hanyalah kecintaan kita kepada keharmonisan
Tetapi bukankah cinta juga menyakitkan?
Cinta menyakitkan bagi mereka yang tidak bisa menjaga keseimbangan
Apa kau percaya pada kesempurnaan dan kemurnian cinta?
Even in the greatest masterpiece we can still find its defect,
Apa kau pernah jatuh cinta?
Itu retoris
Apa hal yang paling membahagiakan dari cinta?
Saat kau mengetahui bahwa cintamu berada dalam keharmonisan
Apa hal yang paling menyedihkan dari cinta?
Hmm…ketika kau mengetahui bahwa orang yang kau cintai berada di tepian sementara kau tidak bisa apa2 untuk membawanya kembali ke keseimbangan…
Lantas siapa kau sebenarnya?
Aku hanyalah seorang pujangga muda yang baru saja mulai mencari makna sederhana dari rumitnya cinta.
Malam,260811
Apa itu cinta?
Cinta itu adalah rute trem bawah tanah London
Mereka bilang cinta itu indah…?
Cinta yang indah hanyalah kecintaan kita kepada keharmonisan
Tetapi bukankah cinta juga menyakitkan?
Cinta menyakitkan bagi mereka yang tidak bisa menjaga keseimbangan
Apa kau percaya pada kesempurnaan dan kemurnian cinta?
Even in the greatest masterpiece we can still find its defect,
Apa kau pernah jatuh cinta?
Itu retoris
Apa hal yang paling membahagiakan dari cinta?
Saat kau mengetahui bahwa cintamu berada dalam keharmonisan
Apa hal yang paling menyedihkan dari cinta?
Hmm…ketika kau mengetahui bahwa orang yang kau cintai berada di tepian sementara kau tidak bisa apa2 untuk membawanya kembali ke keseimbangan…
Lantas siapa kau sebenarnya?
Aku hanyalah seorang pujangga muda yang baru saja mulai mencari makna sederhana dari rumitnya cinta.
Malam,260811
terhenyak ku dari sesakku
terpancar sinar kebahagiaan dan harapan
terbungkus menjadi warna warni keindahan
siluet harmonisasi keseimbangan yang takkan mampu kuhilangkan
semua
sempurna
kehadirannya
kehangatannya
pesonanya
belenggunya
aku terpaku
ta kuhiraukan onak duri yang ada didepanku
kau
kutelusuri lekuk bibirmu
senyummu
terpajang dengan misteri
lekuk tubuhmu kutelusuri
memeluk erat ragaku
melumatkan segala gundahku
waktu
berhenti
ahhh
aku ta tahan menahan dirinya
semuamu sudah terpajang erat di kalbu
alam memahami
memberi lembut sapuan sang bayu
menerpa kulitku dan mu
langit mengirimkan nyanyian surgawi
lembut seiring degup jantungku yang semakin cepat
ahhh
kutelusuri lekukmu
tiada bosan
kau telusuri lekukku
dalam waktu yang seolah tertegun melihatnya
bercampur dengan aroma kasih
mentariku
bersinarlah selalu
beri ku kehangatan
dalam pelukmu
selalu
terpancar sinar kebahagiaan dan harapan
terbungkus menjadi warna warni keindahan
siluet harmonisasi keseimbangan yang takkan mampu kuhilangkan
semua
sempurna
kehadirannya
kehangatannya
pesonanya
belenggunya
aku terpaku
ta kuhiraukan onak duri yang ada didepanku
kau
kutelusuri lekuk bibirmu
senyummu
terpajang dengan misteri
lekuk tubuhmu kutelusuri
memeluk erat ragaku
melumatkan segala gundahku
waktu
berhenti
ahhh
aku ta tahan menahan dirinya
semuamu sudah terpajang erat di kalbu
alam memahami
memberi lembut sapuan sang bayu
menerpa kulitku dan mu
langit mengirimkan nyanyian surgawi
lembut seiring degup jantungku yang semakin cepat
ahhh
kutelusuri lekukmu
tiada bosan
kau telusuri lekukku
dalam waktu yang seolah tertegun melihatnya
bercampur dengan aroma kasih
mentariku
bersinarlah selalu
beri ku kehangatan
dalam pelukmu
selalu
entah apakah diriku
apakah bentukku
ingin aku terbebas
dari kesendirian
menemukan dunia baru
yang mengerti diriku
ingin ku buka mata ini
dan melihat kenyataan
dan tidak terbangun
dalam mimpi tentang dunia indahku
ingin ku jadikan mimpiku
sebuah kenyataan
jadi sekali lagi aku bertanya pada diriku
siapakah aku
dan dimana duniaku
apakah bentukku
ingin aku terbebas
dari kesendirian
menemukan dunia baru
yang mengerti diriku
ingin ku buka mata ini
dan melihat kenyataan
dan tidak terbangun
dalam mimpi tentang dunia indahku
ingin ku jadikan mimpiku
sebuah kenyataan
jadi sekali lagi aku bertanya pada diriku
siapakah aku
dan dimana duniaku
Bulan tak juga penuhi
Malam itu sinar bulan tak menyapanya
Namun tak sesunyi malam
Gemerisik bunga mawar
Memberinya alunan nada
Menidurkannya dengan pelan
Layaknya belaian ibunda
Yang telah tiada
Tak ada lagi selain malam
Yang ia inginkan
Meski tak berbulan
Ia tetap dapat hilang
Dalam khayal menjauhi realita kehidupan
Tetap terjaga
Mawar dengan merah darah
Meski dalam mimpi terjaga
Hanya untuknya
Meski tajam duri melukai
Tetes darah hanya untuknya
Saat tersenyum mekarnya kala pagi
Takkan ada yang mengganti
Kala terbangun mawar itu pun tersenyum
Dengan merahnya yang indah
Monoton….
Inilah hidupnya….
Meski darah tetap tertetes
Saat ia di dekatnya
Hanya mawar itu…
Hanya merah itu…
Ia dapatkan indahnya hidup ini
Malam itu sinar bulan tak menyapanya
Namun tak sesunyi malam
Gemerisik bunga mawar
Memberinya alunan nada
Menidurkannya dengan pelan
Layaknya belaian ibunda
Yang telah tiada
Tak ada lagi selain malam
Yang ia inginkan
Meski tak berbulan
Ia tetap dapat hilang
Dalam khayal menjauhi realita kehidupan
Tetap terjaga
Mawar dengan merah darah
Meski dalam mimpi terjaga
Hanya untuknya
Meski tajam duri melukai
Tetes darah hanya untuknya
Saat tersenyum mekarnya kala pagi
Takkan ada yang mengganti
Kala terbangun mawar itu pun tersenyum
Dengan merahnya yang indah
Monoton….
Inilah hidupnya….
Meski darah tetap tertetes
Saat ia di dekatnya
Hanya mawar itu…
Hanya merah itu…
Ia dapatkan indahnya hidup ini
Hujan….
Hanya merintih kecil kali ini
Seakan mengerti kali ini
Hanya manusia kecil tak berarti
Yang perlu dikasihani…
Meski hancur ia berdiri
Seakan mengutuk takdir
Yang ia bawa dengan benci
Yang ia bawa dengan sesal
Dentum siksa telah ia rasa
Menyakiti kepala hingga hilang semua
Tak ada yang mengerti
Setiap baris yang ia titi
Penuh kata pedih perih
Tertulis dengan sengaja
Berharap benci hilang terasa
Meski canda ia gumam
Dalam gelap ia kutuk kegelapan
Meski suka ia senandungkan
Dalam hati ia mencabik pilu
Hujan ini pun begitu
Begitu singkat….
Begitu menghina pedihnya
Berdenyut nadi di kepala
Membuatnya pergi dari semua
Tak ada yang menangisinya
Tak ada…..
Sendiri dalam buta
Ia menangis tuk terakhir kalinya
Begitu ringan….
Hilang semua beban…
Tak ia sesali keindahan
Hanya bermimpi….
Kali ini untuk selamanya
Selamanya….
Hanya merintih kecil kali ini
Seakan mengerti kali ini
Hanya manusia kecil tak berarti
Yang perlu dikasihani…
Meski hancur ia berdiri
Seakan mengutuk takdir
Yang ia bawa dengan benci
Yang ia bawa dengan sesal
Dentum siksa telah ia rasa
Menyakiti kepala hingga hilang semua
Tak ada yang mengerti
Setiap baris yang ia titi
Penuh kata pedih perih
Tertulis dengan sengaja
Berharap benci hilang terasa
Meski canda ia gumam
Dalam gelap ia kutuk kegelapan
Meski suka ia senandungkan
Dalam hati ia mencabik pilu
Hujan ini pun begitu
Begitu singkat….
Begitu menghina pedihnya
Berdenyut nadi di kepala
Membuatnya pergi dari semua
Tak ada yang menangisinya
Tak ada…..
Sendiri dalam buta
Ia menangis tuk terakhir kalinya
Begitu ringan….
Hilang semua beban…
Tak ia sesali keindahan
Hanya bermimpi….
Kali ini untuk selamanya
Selamanya….
Sinar senja begitu merahnya
Seakan langit terluka bersama sang pujangga
Berlumur darah karyanya tertulis
Dalam kertas lusuh yang terakhir
Yang terakhir….
Bersandar di nisannya
Ia terbata mengkhayalkannya
Sinar mata sang putri tidur
Yang kini terbangun
Mengutuk gelapnya petang
Gemetar memandang bayangnya
Kecantikan poros tubuh
Dan indahnya rambut cermin bulan
Betapa mengerikannya…
Keindahan yang mencabut nyawa
Dengan kata bertinta darah
Entah bukan dendam ia tuliskan
Meski luka yang ia dapatkan
Begitu dalam….
Kata terakhir….
Hanya berupa sebaris frasa
Dan siapa pun ngeri membayangkannya
Sebuah frasa menjadi tanya
Pantaskah ini semua
Hanya demi sebuah frasa
Hilang sudah sebuah nyawa
Bukan dongeng sayang
Meski lelap karya ini
Membawamu ke alam mimpi
Tak seindah itu…
Hanya sepi sendiri…..
Sumber (WIKIPEDIA)
Seakan langit terluka bersama sang pujangga
Berlumur darah karyanya tertulis
Dalam kertas lusuh yang terakhir
Yang terakhir….
Bersandar di nisannya
Ia terbata mengkhayalkannya
Sinar mata sang putri tidur
Yang kini terbangun
Mengutuk gelapnya petang
Gemetar memandang bayangnya
Kecantikan poros tubuh
Dan indahnya rambut cermin bulan
Betapa mengerikannya…
Keindahan yang mencabut nyawa
Dengan kata bertinta darah
Entah bukan dendam ia tuliskan
Meski luka yang ia dapatkan
Begitu dalam….
Kata terakhir….
Hanya berupa sebaris frasa
Dan siapa pun ngeri membayangkannya
Sebuah frasa menjadi tanya
Pantaskah ini semua
Hanya demi sebuah frasa
Hilang sudah sebuah nyawa
Bukan dongeng sayang
Meski lelap karya ini
Membawamu ke alam mimpi
Tak seindah itu…
Hanya sepi sendiri…..
Sumber (WIKIPEDIA)